 |
| Sekitar 25 ton kapulaga putih asal Indonesia siap diekspor ke China. |
HARIAN BERANTAS, TANGERANG - Sekitar 25 ton kapulaga putih asal Indonesia siap diekspor ke China. Pelepasan ekspor kapulaga putih dilakukan di Kawasan Industri Manis, Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten oleh CV Suwarna Indosemesta dan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Kamis (16/2/23).
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Produk Hortikultura Bambang Sugiharto mengatakan kapulaga merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang banyak diminati di mancanegara, khususnya kapulaga putih yang hanya bisa ditemukan di Indonesia.
“Kapulaga ini banyak sekali pemintanya, salah satunya Belanda. Tapi memang masih belum banyak eksportir kapulaga. Oleh karena itu, saya apresiasi sekali CV Suwarna Indosemesta karena telah mengekspor kapulaga putih minimal 20 kontainer atau sekitar 250 ton per bulan,” ujar Bambang, saat menghadiri pelepasan ekspor kapulaga ini.
 |
| Pelepasan ekspor kapulaga putih dilakukan di Kawasan Industri Manis, Desa Kadu, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten oleh CV Suwarna Indosemesta dan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Kamis (16/2/23). |
Bambang menambahkan, Ditjen Hortikultura akan memaksimalkan program Kampung Tanaman Obat untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah kapulaga. Sehingga dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitas perusahaan eksportir.
“Ada sekitar 450 hektar pertanaman kapulaga di Kampung Tanaman Obat seluruh Indonesia. Kedepannya kami akan ajak para eksportir untuk mengunjungi kampung-kampung tersebut dan memberikan workshop kepada para petani. Harapannya dapat menjalin kemitraan untuk menjadi offtaker dari petani kapulaga di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Direktur CV Suwarna Indosemesta, Yunita Gunawanto mengungkapkan, nilai ekspor kapulaga putih kali ini mencapai 1,5 miliar Rupiah.
“Hari ini kami ekspor 2 kontainer dengan total 25 ton. Nilai ekspornya mencapai 750 juta rupiah per kontainer karena harga per kilogramnya 60 ribu rupiah,” jelas Yunita.
Yunita mengatakan, ekspor kapulaga sangat rutin dan banyak diminati. Sekitar 4 kontainer per minggu. Namun, suplai barang masih belum stabil. Belum lagi fluktuasi harga kapulaga yang dinamis membuat barang yang dijanjikan tidak kunjung datang.
“Masih sulit menemukan pemasok barang yang berkomitmen. Untuk itu saya berharap dukungan dari Kementerian Pertanian untuk lebih menaruh perhatian lebuh kepada petani tanaman obat agar kualitas dan kuantitasnya bisa meningkat. Karena permintaan tanaman obat dari luar sangat tinggi,” pungkas Yunita.
