HARIAN BERANTAS, TEGAL - Proyek pembangunan jalan Rigid Beton di Gang Etong di Jalan Layang RT 09/09 Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, diduga tidak sesuai dengan bestek. Pasalnya sepanjang jalan pada proyek Rigid Beton ini terlihat bergelombang atau tidak rata.
Proyek peningkatan jalan tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 196.146.990 dengan menggunakan dana APBD murni Kota Tegal tahun 2022 yang dikerjakan oleh CV Bhimasena Putra Abadi mulai tanggal 16 September hingga 14 Desember 2022.
Dari pantauan di lapangan, pengerjaan jalan ini ramai diperbincangkan warga karena beton readymix saat diturunkan dari truk ternyata dicampur dengan air yang tergolong air kotor, sehingga hasilnya akan dapat menurunkan mutu beton.
“Jadi warga mempertanyakan pekerjaan itu karena dengan pengecoran yang menggunakan tambahan air sungai yang asin, apakah itu dibenarkan dari segi kualitas pekerjaan?” kata warga berinisial (Sa) saat ditemui Harian Berantas di lokasi proyek belum lama ini.
Menurut pelaksana proyek dari CV Bhimasena Putra Abadi berinisial Edi mengatakan, Rigid Beton yang menggunakan air dari sungai tidak menjadi masalah, tidak akan menurunkan kualitas beton tersebut.
“Kualitasnya sama. Air sungai tidak akan mempengaruhi hasil Rigid Beton,” akunya.
Ironisnya, saat pekerjaan berlangsung hingga selesai, baik pengawas internal maupun konsultan pengawas diduga ttidak melakukan pemantauan kegiatan tersebut. Sehingga pada Beton Kaku ditemukan retakan, dan pada sisi ketebalan Beton terlihat melengkung.
Sementara, Kepala DPUPR Sugiyanto melalui Teguh Kabid Bidang Cipta Karya, ketika ditemui Harian Berantas menjelaskan, kalau benar pekerjaan readi mix ditambahkan air kotor (air kali yang kategorinya asin) jelas itu tidak boleh.
Sementara itu, Kepala DPUPR Sugiyanto melalui Teguh Kabid Cipta Karya saat ditemui Harian Berantas menegaskan jika benar pekerjaan ready mix ditambah dengan air kotor (air sungai yang masuk kategori asin) itu tidak diperbolehkan.
“Saya selaku kabid tidak merekomendasikan dengan air itu. Yang jelas kualitasnya berkurang, karena mengambil air dari sumber yang kotor atau asin jelas akan berpengaruh,” kata Teguh, Rabu (07/12 /22) di kantornya.
''Konsultan pengawas itu dibayar, jadi harus selalu ada di lapangan memantau pelaksanaan pekerjaan tersebut,'' pungkasnya. (Ag)