Penulis: Ananda, Titon I Editor: Riswan P
HARIAN BERANTAS, KOTA BANDUNG - Reses kali ini dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, tokoh pemuda Karang Taruna serta masyarakat konstituennya dan ibu-ibu yang tampak sangat antusias menyambut idolanya yang dikenal sebagai sosok yang santun dan ramah itu.
Pada masa reses ini, menghadapi musim hujan, beberapa ulasan mengenai drainase Kota Bandung yang dinilai banyak mengalami penyempitan menjadi perbincangan karena Kota Bandung dinilai belum memiliki peta drainase terbaru. Sedangkan peta drainase dari dulu, jumlah penduduk Kota Bandung belum mencapai satu juta jiwa, padahal saat ini jumlah penduduk Kota Bandung sudah mencapai dua setengah juta jiwa.
''Kebayang itu ya, luas ruang terbuka dulu ada, sudah dirubah. Dulu ada danau-danau atau situ. Dan kali menyempit, bahkan tertutup gitu ya. Yang lebih ekstrim lagi sudah ada bangunan-bangunan liar diatas saluran-saluran drainase,'' ujarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bang Fomler, sapaan akrab Politisi PDI Perjuangan itu, mengajak para pemangku kepentingan dari pemerintah setempat agar segera memetakan lokasi persisnya, beserta dokumentasi kondisinya dan deskripsi ada tidaknya bangunan liar, atau penyempitan, juga sedimen dan sampah.
''Itu penting untuk menentukan langkah-langkah penyelesaiannya, apakah cukup diperbaiki atau dirawat gitu, atau direvitalisasi atau diperdalam dan sebagainya. Atau kita perlu membuat saluran baru untuk memecah aliran air saat hujan. Nah yang menentukan langkah apa yang harus diambil tentunya dari data apa saja yang diberikan. Kalau Pak Kasi punya salinannya, itu lebih baik lagi,'' kata Bang Folmer.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan rombongan pemuda Karang Taruna Disney dari Kelurahan Kopo menyampaikan aspirasinya. Yang pertama terkait dengan rencana mereka untuk memperkuat ekonomi pemuda Karang Taruna dengan memulai usaha kecil kerajinan tangan dan kuliner di daerah mereka. Kedua, dari bidang kesehatan, pihaknya telah membentuk Pos Yandu di tingkat wilayah Kopo untuk melakukan monitoring pencegahan stunting, namun pihaknya masih membutuhkan banyak alat kesehatan untuk mendukung operasional pelayanan Pos Yandu tersebut.
Selain masalah kesehatan, ia juga menyampaikan beberapa aspirasinya, seperti masalah pendidikan dan pelatihan bagi warga masyarakat Kelurahan Kopo. Ia berharap pelatihan dan pendidikan ini dapat membuka lapangan kerja dengan memberikan pelatihan yang didukung dengan fasilitas sarana yang diperlukan.
Di sela-sela acara tersebut, ia juga menyampaikan kepada Bang Folmer rencana yang akan diadakan pada pekan depan oleh pihaknya terkait penyelenggaraan festival pendidikan budaya dan santunan anak yatim piatu dan bantuan kepada masyarakat yang sama sekali belum pernah pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Bang Folmer mengapresiasi langkah yang telah dilakukan para pemuda Karang Taruna. Meski masih dalam usia muda, kata Bang Folmer, mereka telah mampu memahami permasalahan yang terjadi di wilayahnya.
Menurutnya, Karang Taruna sebenarnya didirikan untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan di wilayahnya. Bang Folmer menegaskan, Karang Taruna merupakan organisasi di bawah naungan Kementerian Sosial. Namun kata Bang Folmer, Pemerintah Kota Bandung memiliki kewajiban memberikan pendampingan bantuan rutin setiap tahun kepada organisasi kepemudaan Karang Taruna melalui Hibah dan bantuan lainnya.
''Yang terpenting adalah kolaborasi. Tadi, Abang sudah sampaikan, tidak mungkin kita membangun wilayah tanpa kolaborasi. Pembangunan ke depan telah mengadopsi konteks kolaborasi. Ada Pemerintah Kota Bandung, ada RT-RW, ada Media, ada Komunitas Masyarakat, dan ada juga pengusaha atau pelaku usaha. Sehingga seringkali yang tertinggal adalah para pelaku usaha, padahal setiap tahun memiliki kewajiban. Nah, ini yang natinya akan kita kolaborasikan ke depan, di kewilayaan itu kita juga gotong royong atau kerjasama ini bisa terjadi,'' pungkasnya.