![]() |
Mini, gadis berusia sekitar 26 tahun yang terlantar tersebut saat dikonfirmasi |
Penulis: Pinten I Editor: Riswan P
HARIAN BERANTAS - INHU - Saat ini Pemkab Inhu sedang fokus memajukan Inhu di segala bidang, namun Jurnalis Media Harian Berantas terharu melihat seorang gadis yang belakangan diketahui bernama Mini sedang merenung di ruang tunggu di loket terminal. Gadis terlantar itu diketahui tinggal di terminal, tepatnya di Pasar Rakyat Rengat, Kelurahan Skip Hulu, Kecamatan Rengat, Kabupaten Inhu.
Hanya berpakaian lusuh, dia tinggal di loket Akap dengan beralaskan kardus untuk tidur, dan untuk makanan dia hanya menunggu belas kasihan dari orang-orang di sekitar terminal. Sementara itu, kondisinya saat ini tampak menderita penyakit daging tumbuh di kakinya.
Mini, gadis berusia sekitar 26 tahun yang terlantar tersebut saat dikonfirmasi, mengaku berasal dirinya dari Pacitan Jawa itu hidup sendiri dan tanpa keluarga. Ia mengatakan, bahwa Ia hidup sendiri dan tidak memiliki kartu identitas berupa KTP.
Menurutnya, dirinya telah menetap ditempat tersebut selama dua kali Idul Fitri.
''Saya berasal dari Pacitan Jawa sebatang kara dan belum berkeluarga, hanya seorang diri saja, saya tidak punya KTP. Saya telah tinggal di sini 2 kali lebaran. Kalau masalah makan, saya membantu orang-orang di sekitar terminal selama setengah hari dan kemudian saya diberi makan. Nanti kalau makan selanjutnya, ada kawan kenal disini memberi makanan," kata mini, Minggu, (02/10/22)
Ia mengatakan bahwa pamannya yang masih merupakan adik dari ibunya berada di Bayas Jaya dan tinggal bersama keluarganya, hanya saja menurutnya mereka tidak terlalu peduli dengan kondisi dan penyakit yang dideritanya.
''Saya tidak tahu saat ini harus mengadu ke siapa. Saya akan menjalani hidup ini terlebih dulu seperti yang Bapak lihat," katanya.
Camat Rengat H. Yurnamis Ahmad. SE., saat dikonfirmasi, Minggu, (02/10/22) melalui saluran telepon selulernya, mengatakan pihaknya selaku pemerintah mengucapkan terima kasih kepada awak media yang telah memberikan informasi kepadanya terkait keberadaan gadis terlantar di wilayah pemerintahannya, di Kecamatan Rengat.
Diakuinya, sebagai camat, dia tidak pernah tahu jika ada gadis yang sudah dua tahun tidur di emperan terminal. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan pihak Kelurahan Skip Hulu dan Dinas Sosial untuk segera mengunjungi lokasi.
''Jika memang benar, kita akan upayakan menyelamatkan gadis itu dan selanjutnya akan berkoordinasi dengan dinas sosial,'' ujarnya.
Terkait penyakitnya, ia berjanji pihaknya akan membawa gadis tersebut untuk berobat ke Puskesmas Skip Sipayung jika gadis tersebut bersedia dirawat.
''Tidak peduli dia dari pulau Jawa atau dari Pacitan. Karena program pemerintah orang terlantar dilindungi oleh negara dan berhak mendapat perlindungan. Kita punya kewajiban untuk melindungi, yang jelas kita selamatkan dulu. Soal identitas, kita kesampingkan," tegasnya.
Masih menurutnya, jika pihaknya menunggu identitas anak tersebut terlebih dahulu, dikhawatirkan akan menimbulkan pemikiran yang berbeda dari masyarakat. Untuk itu pihaknya berjanji akan mencari keluarganya di Desa Bayas Jaya.
''Apakah pamannya mau menerima anak itu atau tidak, yang jelas dengan dinas sosial akan saya koordinasikan. Saya menunggu informasi pasti dari kelurahan," pungkasnya.