 |
| Anggota Komisi IV DPRD Jabar H.Daddy Rohanady dari Fraksi Gerindra (foto:ist) |
HARIAN BERANTAS, BANDUNG - Pemerintah pusat telah memberikan sinyal positif dan telah memberikan izin atas rencana pembukaan BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) Kertajati di Majalengka untuk dijadikan tempat pemberangkatan umroh, bahkan direncanakan 5 penerbangan setiap minggunya.
Mendengar BIJB Kertajati akan dijadikan bandara keberangkatan jemaah umrah, anggota Komisi IV DPRD Jabar H. Daddy Rohanady menyambut positif dan merasa sedikit lega.
Pembangunan BIJB Kertajati tidak menyedot dan menggerogoti APBD Jabar. Ada lebih dari Rp. 3 triliun APBD Jabar tersedot untuk BIJB Kertajati.
''Namun hingga kini sejak beroperasi masih sangat minim dalam memberikan kontribusinya kepada PAD Jabar,” kata Daddy Rohanady yang turut serta ikut dalam membidani BIJB Kertajati, kepada wartawan, Sabtu (16/7/2022) pagi.
Ia mengatakan, belum lama ini BIJB Kertajati beroperasi, kasus pandemi COVID-19 melanda Indonesia sehingga selama lebih dari dua tahun keberadaan BIJB bisa dikatakan dalam keadaan mati suri, sepi dari aktivitas penerbangan bahkan hanya memberangkatkan pesawat kargo 4 kali seminggu.
Kini pandemi Covid-19 berangsur-angsur berkurang meski belum sepenuhnya hilang. Dan bahkan sekarang, perekonomian Indonesia mulai bangkit. Bersamaan dengan itu, pemerintah Arab Saudi telah mengizinkan umat Islam Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.
“Ini peluang, karena lama antrean untuk haji saat ini sudah lebih dari 15 tahun bahkan ada yang lebih dari itu, sehingga masyarakat memilih haji kecil atau umrah dulu,” kata politisi dari Partai Gerindra Jawa Barat itu.
Selain jemaah umroh, Daddy melihat banyak calon penumpang BIJB Kertajati, yakni Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang jumlahnya tidak sedikit.
Belum lagi perjalanan dinas dan bisnis dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Intinya, ada jutaan calon penumpang menunggu beroperasinya BIJB Kertajati.
Jika tiga rombongan penumpang (umrah, PMI, dan perjalanan dinas) dioptimalkan, dia yakin BIJB Kertajati tidak akan sepi lagi.
Keberadaan Bandara Kertajati menyedot dana Rp. 7 triliun dari APBD Jabar. Jumlah ini setara dengan dua tahun belanja APBD kabupaten. Itulah yang membuat Daddy sedikit khawatir atau prihatin.
Karena itu, Daddy ingin rencana relokasi PTDI dan PT Pindad ke Kertajati segera direalisasikan sebagai bagian dari stimulan pengembangan bandara.
“Jika dulu keluhan utamanya adalah akses masuknya yang susah, sekarang Kertajati sudah bisa diakses lewat tol Cipali. Jadi tunggu apa lagi” kata Daddy.
''Terlebih lagi jika tol Cisumdawu selesai pengerjaanya, maka akses ke bandara itu tidak terbatas pada arah timur dan barat lagi, tetapi juga dari selatan Jawa Barat,'' sambungnya.
Namun, dia meminta agar fasilitas bandara diperbaiki. Khususnya, karena memiliki status bandara internasional.
“Harusnya Bandara ini dilengkapi dengan rumah sakit, mall, hotel, dll. Lebih-lebih Kertajati sudah ditetapkan sebagai tempat MRO (maintenance, repair, and overhaul) pesawat TNI dan Polri,'' ujarnya.
Menurutnya, status MRO ini akan membuat Kertajati super sibuk. ''Kenapa? Karena setiap pesawat yang akan terbang akan diuji dulu layak atau tidaknya di sini, ungkapnya.
''Melihat jumlah pesawat yang ada, Kertajati akan menjadi super sibuk. Namun, untuk mewujudkannya, masih dibutuhkan komitmen yang kuat,''pungkasnya. (*)
