Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil meresmikan jalan layang Prof Dr. Mochtar Kusumaatmadja di Kota Bandung, Selasa (1/3/2022). (Rizal FS/Biro Adpim Jabar). |
HARIAN BERANTAS, KOTA
BANDUNG- Jalan Layang Pasupati mulai hari ini resmi berganti nama. Jalan layang
ikonik Kota Bandung ini kini memiliki nama baru, yakni Jalan Prof Mochtar
Kusumaatmadja.
Pergantian nama
diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Inspektorat
Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (1/3/2022).
Turut hadir dalam acara
peresmian Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja, tokoh Sunda
Popong Otje Djundjunan, Ketua Kwartir Daerah Pramuka Jabar Atalia
Praratya Ridwan Kamil, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana, hingga perwakilan
dari keluarga Prof Mochtar Kusumaatmadja.
"Hari ini secara
resmi Jalan Layang Pasteur- Surapati diganti dan diberi nama Jalan Layang
Profesor Mochtar Kusumaatmadja," kata Ridwan Kamil.
Menurut Ridwan Kamil,
pemberian nama Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai bentuk penghormatan atas
jasa-jasanya kepada Indonesia dan Jawa Barat lewat Wawasan Nusantara di kancah
internasional.
Wawasan Nusantara
merujuk pada cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
sebagai negara kepulauan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah.
Wawasan Nusantara tercetus dari gagasan batas teritorial Laut Indonesia melalui
Deklarasi Djuanda pada 1957.
Namun pada tahun 1982,
barulah konsep Wawasan Nusantara ini akhirnya diakui sebagai konstitusi
internasional di tingkat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) berkat perjuangan
diplomasi.
Hingga kini Wawasan
Nusantara tetap menjadi landasan Indonesia dalam menentukan batas teritorial
wilayah sebagai upaya merajut semangat kebangsaan.
"Yang membuat luas
Indonesia meningkat 2,5 kali lipat adalah perjuangan Prof Mochtar
Kusumaatmadja. Itu poin dari semua poin penting.Pada zaman kolonial Belanda,
perhitungannya itu hanya 3 mil dari pantai. Akibatnya, kalau jarak antar pulau
jauh, tengahnya jadi milik internasional. Itulah yang membuat kapal-kapal asing
bisa seliweran di wilayah Nusantara kita," kata pria yang kerap disapa
Kang Emil.
"Ini berkat
gagasan dari Ir H Djuanda, tapi yang menerjemahkan ke teknis, memperjuangkan
sampai akhirnya 1982 diakui Wawasan Nusantara adalah perjuangan Prof Mochtar
Kusumaatmadja," imbuhnya.
Di kancah nasional,
Prof Mochtar Kusumaatmadja juga pernah mengabdikan diri untuk Indonesia. Beliau
pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri di Kabinet Pembangunan III, dan
juga menjabat sebagai Menteri Kehakiman di Kabinet Pembangunan II.
"Sosok Prof
Mochtar ini akademisi, kemudian juga mantan Menteri Kehakiman, mantan Menteri
Luar Negeri, itulah yang membanggakan kita sebagai warga Jawa Barat," ujar
Kang Emil.
Oleh karena itu, kata
Kang Emil, alasan mengapa dipilih Jalan Layang Pasupati sebagai Prof Mochtar
Kusumaatmadja agar bisa bersimpangan dengan Jalan Ir H Djuanda.
"Mengapa lokasinya
di Jalan Layang? Karena itu menjadi sumbu barat timur dari perjuangan Wawasan
Nusantara melintasi utara selatan Jalan Ir H Djuanda," ujarnya.
Hari Penegakan
Kedaulatan Negara
Pergantian nama Jalan
Pasupati sebagai Prof Mochtar Kusumaatmadja juga menjadi istimewa karena
bertepatan juga dengan Hari Peringatan Peristiwa Serangan Umum 1 Maret.
"Hari ini
bertepatan dengan Hari Kedaulatan Negara. Serangan 1 Maret itu kan dimaknai sebagai
hari kita berdaulat. Kita tidak mau menyerah, momentumnya adalah 1 Maret,"
kata Kang Emil.
Presiden RI Joko Widodo
menerbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Hari Penegakan Kedaulatan Negara, yang ditandatangani oleh Presiden pada 24
Februari 2022.
Pada diktum pertama
Keppres, menetapkan tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan
Negara. Keppres itu berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Dalam siaran pers Biro
Pers Sekretariat Presiden menyebutkan, penetapan Hari Penegakan Kedaulatan
Negara dilakukan dengan sejumlah pertimbangan, salah satunya berkaitan dengan
peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman, serta disetujui
dan digerakkan oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan
didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia,
laskar-laskar perjuangan rakyat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya
merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Perjuangan itu mampu
menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia
internasional, serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Terharu
Sementara itu,
perwakilan keluarga Prof Mochtar Kusumaatmadja, Sarwono Kusumaatmadja mengaku
terharu dengan penghargaan terhadap Prof Mochtar Kusumaatmadja.
Oleh karena itu,
dirinya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam
mengusulkan Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai nama jalan.
"Kami dari pihak
keluarga merasa bersyukur, dan juga berterima kasih atas kenangan baik terhadap
almarhum Mochtar Kusumaatmadja. Dan ini melegakan kami semua di keluarga setelah
melihat, bahwa kenangan baik itu demikian merata di seluruh Provinsi Jawa Barat
dengan berbagai generasi profesi," kata Sarwono.
Apalagi saat ini Pemda
Provinsi Jawa Barat juga mengusulkan sosok Prof Mochtar Kusumaatmadja sebagai
Pahlawan Nasional. Kini tengah dimatangkan dokumen atau berkas pengusulan resmi
Mochtar Kusumaatmadja sebagai Pahlawan Nasional untuk dikirimkan kepada
Kementerian Sosial RI.
"Ini betul-betul
mengharukan, apalagi timbul gagasan mengusulkan beliau sebagai Pahlawan
Nasional," ujar Sarwono.