HARIAN BERANTAS, CIREBON - Sangat
ironis, kata anggota DPRD Jabar Daddy Rohanady saat dimintai pendapatnya
terkait hasil reses tersebut. Hal itu diungkapkannya, Minggu (27/3/2022)
melalui telepon genggamnya kepada media.
“Ternyata
masih ada balai desa yang ngokontrak di atas tanah milik desa lain. Bisa jadi
Desa Walahar hanya satu dari sejumlah desa lain yang masih belum memiliki balai
desa sendiri,” kata anggota DPRD dari Daerah Pemilihan Jawa Barat XII (Kota dan
Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu).
Masih
menurut Daddy, ada yang lebih parah lagi. Desa Walahar telah mengontrak balai
desa selama dua belas tahun terakhir. Artinya desa tersebut sudah lama tidak
memiliki kantor desa/balai desa sendiri.
Desa Walahar
merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon.
Desa ini kini dipimpin oleh Kuwu Sujana yang baru dilantik sekitar tiga bulan
lalu.
Hingga saat
ini Balai Desa Walahar masih mengontrak tanah Desa cupang yang merupakan desa
induk karena Desa Walahar merupakan hasil pemekaran.
Oleh karena
itu, kata Daddy Kuwu dan seluruh masyarakat mengusulkan agar Pemprov Jabar
membantu merealisasikan pembangunan gedung kantor balai desa. Tanah bengkok
tersedia untuk menggantikan balai desa, tetapi dana desa tidak cukup untuk
membangun balai desa baru.
Hal ini
tentunya terkait dengan kenyamanan perangkat perangkat desa yang akan melayani
masyarakat di tiga blok yaitu blok Walahar, Krasak, dan Kalimati.
Penduduk
Desa Walahar lebih dari 3.499 jiwa dengan komposisi 1.781 laki-laki dan 1.718
perempuan. Dari jumlah tersebut, masih cukup banyak warga yang tidak bekerja.
Ada juga cukup banyak pekerja yang merupakan buruh harian lepas dan wiraswasta.
Dengan
sekitar 500 pelajara dan mahasiswa di desa ini, kedepannya desa ini diharapkan
menjadi desa yang lebih cepat maju.
Daddy
menyatakan bahwa Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon sangat
membutuhkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bantuan tersebut untuk
pembangunan Balai Desa, Gedung Serbaguna, perbaikan rutilahu (rumah tidak layak
huni).
Desa Walahar
juga membutuhkan bantuan perbaikan jalan lingkungan (Blok Penjalin) sepanjang 2
km dengan lebar 5 m. Jalan ini sering digunakan untuk mengangkut barang galian
dari Gunung cupang. Kendaraan pengangkut hasil galian rata-rata kelebihan muatan
atau overload. Masyarakat meminta penutupan agar kendaraan yang kelebihan
muatan tidak melewati jalan desa.
Sejauh ini,
banyak jendela yang retak. Bahkan, tembok dan jendela SMPN 2 Gempol sudah
banyak yang retak. Selain itu, Desa Walahar juga membutuhkan pendampingan dalam
penyediaan tempat pengumpulan sampah per blok. Belum lagi pembangunan masjid
desa yang terhenti selama 2 tahun.
“Semoga
semua pihak terkait mendengar ini. Mereka juga warga Jabar yang saya yakini
ingin maju bersama seperti warga Jabar di tempat lain,” pungkas Daddy.