Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok, Usep Kasman |
HARIAN
BERANTAS, KOTA DEPOK - Tren peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia meningkat
sangat pesat, termasuk tingginya angka terpapar di Kota Depok yang semakin
mengkhawatirkan. Persentase kasus positif atau positivity rate mengalami
peningkatan yang signifikan ini membuat sejumlah sekolah di berbagai kota
mengambil langkah untuk menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi siswa dan
guru. Langkah ini juga dilakukan SMA Negeri 1 Kota Depok untuk menekan
penyebaran varian virus terbaru ini.
Menurut
Kepala SMA Negeri 1 Depok, Usep Kasman saat ditemui di ruangannya, Senin
(07/02/22) mengatakan, hal itu dilakukan untuk melindungi diri para siswa dan
guru. Selain itu, dikatakannya selama ini siswa belajar online atau Daring dan
mereka (siswa) sudah sangat jenuh.
''Padahal,
sebelumnya pada Januari 2022, di minggu pertama, sudah diadakan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) dengan daya tampung terbatas 50% siswa yang masuk. Jika
dianggap efektif, maka akan dilanjutkan lagi pada minggu kedua dengan kapasitas
yang sama yaitu 50% siswa. Jam pelajaran dipersingkat dari pukul
07.30 sampai 11.30,'' ujarnya.
''Yang
kami takutkan saat mereka belajar PTM, ada Euphoria berlebihan dari mereka yang
tidak bisa kami kendalikan saat sepulang sekolah. Seperti diketahui, transmisi
penularan variant Omicron ini sangat cepat,'' lanjut pria berkacamata ini.
Lebih
lanjut, ayah dari dua putri ini mengatakan, SMA Negeri 1 tetap mengacu pada SKB
Empat Menteri, meski sudah ada surat resmi dari Wali Kota Depok yang
mengizinkan PTM 100% dilaksanakan, namun pelaksanaannya masih diserahkan kepada
sekolah itu sendiri. Artinya, kata Usep, jika ada siswa atau guru yang terpapar
Covid, pihak sekolah bisa mengambil keputusan untuk Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) atau belajar di rumah (BDR) sebagaimana tertuang dalam SKB Empat Menteri
tersebut. Selain itu, usep mengatakan, pihak sekolah juga akan selalu berkoordinasi dengan Puskesmas Kota
Depok dan Satgas Covid 19.
Seperti
diketahui, ada 15 siswa di SMA Negeri 1 Depok yang terpapar Covid Varian
Omikron, sedangkan untuk guru ada 3 orang. Pihak sekolah sendiri mengetahui
dari orang tua siswa yang anaknya positif Covid.
Mengetahui
hal tersebut, Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Depok Usep Kasman langsung mengambil
langkah dengan mengeluarkan surat bernomor 100/103/2/2022 perihal perpanjangan
PJJ/BDR kembali mulai Senin, 7 Februari sampai dengan 11 Februari. Namun jika
dianggap aman, PTM akan dilakukan kembali, tentunya dengan jumlah mahasiswa
yang masuk sebanyak 50%.
Pria
kelahiran Garut 10 Oktober 1970 ini tak mau berkompromi dengan penyakit yang
melanda hampir seluruh dunia. Di seluruh sudut gedung sekolah
terdapat hand sanitizer dan pengukur suhu tubuh serta wastafel cuci tangan.
Bahkan Satuan Pengamanan (Satpam) diperintahkan untuk tetap siaga memantau
siswa, guru atau tamu yang masuk ke lingkungan sekolah dengan wajib memakai
masker dan mengukur suhu tubuh, serta mencuci tangan.
Untuk diketahui, sebelumnya Wali Kota Depok Mohammad Idris dalam siaran persnya, Rabu (2/02/22)
menyatakan data positivity rate (PR) mengalami tren peningkatan dari 17 hingga
23 Januari yang tercatat sebesar 4,36 persen. Angka tersebut melonjak menjadi
12,63% pada periode 24-30 Januari 2022.
Selain
itu, infeksi Covid-19 tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada
bayi dan anak-anak. Berdasarkan catatan informasi yang diperoleh, Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok Devi Mayori mengungkapkan, saat itu
ada 19 pasien positif Covid-19 yang dirawat. Dari 19 pasien tersebut, salah
satunya masih bayi. Devi mengatakan, bayi tersebut dirawat di RSUD Kota Depok
sejak Selasa (1/02/22).