HARIAN
BERANTAS, KOTA BANDUNG – Sumber pencatatan data pengujian COVID-19 di Jawa
Barat yang ditampilkan di Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar atau
Pikobar, yang sebelumnya manual kini telah beralih ke sistem mahadata
Kementerian Kesehatan National All Record.
Perpindahan
sumber data pengujian ini dilakukan sebagai upaya dalam mewujudkan satu sumber
data COVID-19.
"Dengan
perpindahan (sumber) data ini manfaat bagi masyarakat dapat memperoleh
informasi data yang seragam," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Barat Nina Susana Dewi, di Kota Bandung, Jumat (11/2/2022).
Sepanjang
tahun 2020-2021, Tim Pikobar melakukan rekap data pengujian secara harian
dengan mengambil dan melakukan kompilasi data gabungan dari 54 laboratorium
(lab) melalui Google Form dari laboratorium jejaring, koordinator wilayah, dan
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten. Adapun estimasi waktu pengolahan data dilakukan
hingga empat jam setiap harinya.
Lebih
lanjut Nina menuturkan, melalui sistem NAR, kini data agregat yang ditampilkan
Pikobar akan bersumber dari 154 laboratorium di Jabar yang diakui pemerintah,
di mana sasaran jumlah lab pencatatan akan terus bertambah seiring berjalannya
waktu.
Ia juga
menjelaskan, perpindahan sumber data dari pusat ini menyebabkan adanya lonjakan
data pengujian yang signifikan, yakni sebanyak 2.076.506 data pengujian per 9
Februari 2022. Sementara, data pengujian pada 9 Februari sendiri mencapai
26.624 (diambil dari 154 lab).
"Setelah
ada penyesuaian terhadap lonjakan data, kedepannya perbedaan data harian akan
menipis menyesuaikan dengan keadaan di lapangan," ucapnya.
Selain
melakukan penyesuaian terkait sumber data pengujian, Nina menambahkan, pada
data pelacakan, dalam hal ini yang berkaitan dengan data kontak erat, suspek,
dan probable akan dihilangkan dalam sementara waktu, yang nantinya disesuaikan
dengan data yang bersumber dari aplikasi Silacak Kementerian Kesehatan RI.