Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada acara Launching Satu Data Statistik Pertanian Hortikultura di Bogor, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). HARI BERANTAS/DOC Kementerian Pertanian |
HARIAN
BERANTAS, BOGOR - Hortikultura menjadi produk pertanian yang memiliki
nilai strategis di Indonesia. Data yang akurat dan komprehensif merupakan
kebutuhan yang sangat krusial disektor ini. Tidak hanya menciptakan ketepatan
dalam hal penyusunan perencanaan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo,
menuturkan data yang reliabel menjadi basis ketepatan implementasi kebijakan
hingga aspek evaluasi.
“Data itu
sebagai sumber informasi yang sangat penting, data adalah awal dan akhir dari
manajemen, kalau kita memiliki data yang salah maka kita merencanakan sesuatu
yang salah, dan kita akan berjalan dijalan yang salah” Ungkapnya saat hadir
pada acara Sinkronisasi Angka Sementara Hortikultura Tahun 2021 dan Launching
Satu Data Statistik Pertanian Hortikultura di Bogor.
Ketersediaan
data pertanian selama ini, lanjut Syahrul telah menjadi dasar bagi dirinya
untuk menentukan arah dan kebijakan pertanian terutama disaat Indonesia
menghadapi tantangan pandemi covid 19. Kondisi ini, sambung Syahrul, menjadikan
kebijakan ketersediaan pangan dan kontribusi pertanian terhadap pemulihan
ekonomi menjadi sangat vital. Dengan data dan pengambilan kebijakan yang tepat,
ia mengaku di sepanjang pandemi covid 19, pertanian mampu tampil tangguh dan
berkinerja baik.
“Dua
tahun ini hanya pertanian yang mampu berkontribusi positif bagi perekonomian,
data menunjukan bahwa sektor ini terus tumbuh, ekspor pertanian di 2021,
mencapai Rp. 625,04 Triliun, meningkat 38,68 % jika dibandingkan tahun 2020,
begitupun dengan indikator kesejahteraan petani tercatat terus meningkat hingga
Januari 2022” beber Syahrul.
Ia
mengaku pemutakhiran data pertanian khususnya di subsektor hortikultura akan
dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS), selain kolaborasi dan sinergi
tersebut pihaknya akan memaksimalkan pengunaaan digital teknologi agar data -
data tersebut dapat diakses secara cepat dan mudah.
“Data itu
tidak boleh bersifat asumsi, harus faktual, data adalah fakta, sumber dan bukti
dari kenyataan yang ada dilapangan, dengan teknologi digital kita bisa dengan
cepat mengetahui dimana titik bias, percepat koreksi dan segalanya” ungkap
Syahrul.
Sementara
itu, Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS), Atqo Mardiyanto,
mengungkapkan ditengah tantangan dan berbagai disrupsi akibat covid 19,
Pertanian mampu menjadi sektor yang tangguh dan berkontribusi positif pada
perekonomian negara.
“Dalam
kegiatan perekonomian, sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting.
Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
yang cukup besar, yaitu sekitar 13,28 persen pada tahun 2021 atau merupakan
urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan sebesar 19,25 persen” jelasnya.
Ia juga
menjelaskan pertanian mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2021 yaitu sebesar
1,84%. Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari meningkatnya produksi hortikultura
seperti pisang sebesar 6,00 %, durian sebesar 21,25%, dan nanas sebesar 19,50%.
“Usaha
hortikultura ini telah menjadi sumber pendapatan dan penghidupan petani dan
pelaku usaha yang memberikan kontribusi positif terhadap indikator ekonomi
makro” ungkapnya.