Editor : Riswan Pasaribu
HARIAN
BERANTAS, MAJALENGKA - Kabupaten Majalengka yang terletak di kaki Gunung
Ciremai telah lama terkenal dengan keindahan hamparan bawang merah Agrowisata
Bukit Panyaweuan. Pasalnya, hamparan bawang merah tersebut ditanam mengikuti
kontur lahan miring dengan bentuk berundak-undak (terasering) yang keindahannya
memanjakan mata. Berada di ketinggian lebih dari 1.100 m dpl dengan hamparan
luas serta agroekosistem yang sesuai, membuat Desa Argalingga, Kecamatan
Argapura, menjadi salah satu kampung bawang merah yang juga memiliki potensi
wisata karena keindahan alamnya.
Kementerian
Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura terus mendorong pengembangan
kawasan skala ekonomi yang disebut dengan istilah "kampung".
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto
menyebutkan bahwa di tahun 2021 telah terbentuk 1.491 kampung dan menargetkan
2.094 kampung hortikultura di tahun 2022 di seluruh Indonesia.
"Saat
ini ada perubahan mind set di mana sebelumnya kawasan hortikultura terpencar-pencar
dan berskala kecil, namun dengan adanya program ini (kampung -red) maka wilayah
hortikultura mampu lebih berdaya saing ke depannya" ujarnya.
Prihasto
menjelaskan, konsep kampung tidak hanya memiliki skala luas pengembangan
minimum 5 ha (tanaman obat)-10 ha (sayuran dan buah) yang berada di wilayah administrasi desa
saja, namun juga dilengkapi dengan dukungan lainnya seperti sarana pascapanen,
gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) ramah lingkungan, dan
dukungan benih.
"Selanjutnya,
pengembangan kampung hortikultura perlu memperhatikan kesesuaian agroekositem,
luas skala pengembangan per desa serta komitmen dari pemerintah daerah untuk
keberlanjutan kampung yang berdaya saing, "terang Anton, panggilan
akrabnya.
Pihaknya
juga menyatakan bahwa seluruh kampung akan diregistrasi serta dilengkapi dengan
sistem informasi yang memuat data polygon lokasi kampung seluruh Indonesia.
Kabupaten
Majalengka pada 2021 tercatat mendapatkan alokasi kampung sebanyak empat
kampung yakni dua kampung bawang merah dan dua kampung cabai dengan fasilitasi
bantuan berupa benih bermutu, mulsa, pupuk hayati cair, pupuk organik cair dan
pupuk anorganik.
Adapun
kampung bawang merah Desa Argalingga
dengan varietas batu ijo seluas 5 ha telah memasuki masa panen dengan
hasil produksi mencapai 13-15 ton/ha konde kering panen. Provitas tersebut jauh
lebih tinggi diandingkan provitas nasional bawang merah yakni 9,8 ton/ha.
“Dengan
program kampung bawang merah ini, kami sangat termotivasi untuk terus
meningkatkan produktivitas karena terbukti dapat meningkatkan pendapatan,” ujar
Asep ketua kelompok tani maju desa Argalingga saat ditemui di lokasi panen,
Jumat (21/01/22).
Argalingga
menjelaskan bahwa harga bawang merah
saat ini mencapai Rp 15 - 17 ribu per kg dengan break even point
(BEP) sekitar Rp 12 ribu per kg. Program
kampung juga bertujuan memacu petani untuk terus meningkatkan produksi.
Pasalnya, menjelang lebaran di Bulan
Mei, diprediksi akan terjadi kekurangan pasokan dan peningkatan harga komoditas
strategis khususnya bawang merah.
“Setelah
panen ini, kami akan tanam lagi untuk persiapan lebaran,” lanjut Asep. Kampung
bawang merah Argalingga memiliki keunggulan dapat ditanam sebanyak tiga kali
dalam setahun yakni awal musim hujan Oktober-November dan panen
Januari-Februari, tanam kedua dilakukan Februari - Maret dan panen pada bulan
April serta musim tanam berikutnya pada Juni – Juli.
Kabupaten
Majalengka sendiri tercatat sebagai penghasil bawang merah nomor tiga terbesar
se Propinsi Jawa Barat setelah Bandung dan Garut dengan produksi mencapai
34.068 ton dengan total luas panen mencapai 2.873 ha selama setahun.