![]() |
Gambar genangan air yang menyerupai kubangan kerbau di jalan raya desa Raja Maligas menunju Huta Bayu Raja. (DOK/Pinten/HARIAN BERANTAS-2022) |
Reporter
: Pinten Sitorus I Editor : Riswan Polmer Pasaribu
HARIAN
BERANTAS, SIMALUNGUN - Hal ini terjadi karena kepemimpinan mantan Bupati
Simalungun JR Saragih selama 2 periode 2010 hingga 2020 atau 10 tahun ini
dinliai warga tidak peduli dengan pembangunan di 7 desa tersebut.
Seperti
diketahui, kerusakan ruas jalan Nagori, desa Raja Maligas dan desa Boluk hingga
hingga Huta Bayu Raja, Kecamatan hingga Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara yang panjangnya kurang lebih 15 km cukup mengkhawatirkan dan
dapat membahayakan nyawa pengendara bermotor hingga pejalan kaki. Bahkan
genangan seperti kubangan kerbau ini sudah menjadi pemandangan yang cukup lama
dirasakan oleh para pengguna jalan dan warga sekitarnya. Padahal, desa
berpenduduk sekitar 17.000 jiwa yang tersebar di 7 desa ini merupakan Jalan
Kabupaten yang menghubungkan Kabupaten Simalungun dengan Kabupaten lainnya di
Provinsi Sumatera Utara.
Salah
satu warga desa Raja Maligas berinisial Emi mengaku, mereka merupakan korban
bupati sebelumnya. Menurut Emi, meski bupati sebelumnya JR Saragih sudah 10 tahun
menjabat, dia (JR) belum pernah membangun jalan dari desa Silakkidir ke desa
Boluk.
“Kami
korban Bupati lama, padahal selama 10 tahun, tidak pernah ada pembangunan
jalan dari desa Silakkidir ke desa Boluk. Pada akhirnya kami masyarakat susah
payah berjuang untuk sampai ke Perdagangan dan ke Pematang Siantar. Dulu,
ketika kami pergi untuk belanja, kami hanya butuh Rp 20.000 untuk PP naik
angkot, sekarang 75.000 untuk sekali jalan. Tidak hanya itu, hasil pertanian
juga makin tinggi biaya transportasinya,” kata Emi saat ditemui di Raja Maligas,
Senin, (17/01/22).
Emi
berharap Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga bisa memahami nasib
mereka. Selain itu, Emi meminta Bupati saat ini untuk meninjau langsung desa
tersebut dari mulai Huta Bayu Raja hingga desa Boluk agar mengetahui
kebenarannya.
Secara
terpisah, Anggota Komisi 1 Fraksi Partai Berkarya DPRD Kabupaten Simalungun,
Benpri Sinaga saat dihubungi melalui sambungan teleponnya mengatakan, pada
Musrembang Kabupaten sebelumnya, ia mewakili dapil 5 telah mengajukan proposal
sebesar Rp. 17,5 Miliar untuk pembangunan jalan Nagori Hutabayu menuju desa
Boluk. Bahkan ia mengaku, usulan itu sudah diajukan dalam rapat paripurna APBD
Kabupaten Simalungun.
''Cuman, ada
tidak dana APBD untuk dialokasikan ke sana, karena masing-masing Anggota Dewan
mengusulkan secara fisik dari daerah pemilihannya. Soalnya APBD Kabupaten
Simalungun Kecil hanya berkisar Rp. 2,2 triliun,'' ujarnya.
Selain
itu, Benpri meminta masyarakat juga mau bekerjasama secara gotong royong.
Menurutnya, jika masyarakat tidak mau bekerja sama, berapa pun dana yang
dikucurkan untuk pembangunan fisik akan sia-sia. Ia juga berharap jika pada
2022 tidak ada kendala, pembangunan jalan di Nagori bisa dilakukan.
''Soal
berapa dananya dan sesuai gambar PU, nanti dibangun apa,'' imbuhnya.